Bupati Hadiri Pembukaan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Lingkup Tanjab Barat

JDIH - TJB | KUALATUNGKAL- Bupati Tanjung Jabung Barat Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag menghadiri acara Pembukaan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan lingkup Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang diselenggarakan di Balai Pertemuan Kantor Bupati. Kamis (17/11/22).
Acara ini turut dihadiri oleh Dandim 0419/Tanjab, Sekretaris Daerah, Asisten, Staff Ahli, Kepala OPD terkait, Tim Percepat Penurunan Stunting, Kepala BPS, Camat, Kepala Desa dan Lurah, Peserta Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan dan undangan lainnya.
Kepala Bappeda melalui Kabid Sosial berita SDA, Herman Naldi ST MT dalam laporannya sampaikan bahwa rembuk stunting dengan tema "Percepatan penurunan stunting melalui optimalisasi pemanfaatan data pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem P3KE," tersebut, bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi program-program terkait stunting yang ada di Desa dan OPD agar lebih tepat sasaran.
"Selanjutnya sebagai wadah maupun usulan-usulan program yang ada didesa maupun dan OPD sehingga memperat koordinasi dan kompetensi program baik ditingkat desa maupun OPD, " tambahnya.
Dijelaskanya, kegiatan rembuk stunting ini diikuti 125 peserta yang terdiri dari 14 OPD, 13 kecamatan, 82 desa lokus, 16 puskesmas serta panitia.
Sementara itu, Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag dalam sambutannya jelaskan bahwa stunting merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Menurutnya, saat ini permasalahan gizi secara nasional maupun global terutama pada anak balita dan ibu hamil masih terus meningkat, selain itu tingginya angka kekurangan energi kronik dan anemia pada ibu hamil, serta kasus stanting dan wasting.
" Kabupaten Tanjung Jabung Barat sendiri berdasarkan data riset kesehatan dasar memperlihatkan bahwa angka kejadian masalah gizi cenderung masih tinggi, " tuturnya.
" Sementara sasaran pokok RPJMN kesehatan bidang gizi adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% dan prevalensi wasting menjadi 7% pada tahun 2024, " tambahnya.
Menurut Bupati, pelaksanaan rembuk stunting tingkat Kecamatan pada tahun 2022 ini merupakan lanjutan kegiatan konvergensi/pencegahan penurunan stunting yang sudah dimulai pada Tahun sebelumnya. Ditambahkannya, pada Tahun 2020 terdapat 10 Desa/Kelurahan lokus stunting, tahun 2021 terdapat 15 desa/kelurahan lokus stunting, dan pada tahun 2022 ini terdapat 15 Desa prioritas yang akan diintervensi pada tahun 2023 dan 2024, sehingga terdapat tambahan Desa/Kelurahan yang menjadi lokus stunting sebanyak 94 Desa/Kelurahan.
" Harapannya dengan adanya kegiatan rembuk stunting ini seluruh perangkat terkait agar bersinergi dan memberi perhatian lebih serta fokus terhadap upaya pencegahan dan penurunan stunting sesuai dengan peran dan tugas masing-masing, " tutupnya.